Pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945
 

Pidato pengunduran diri Presiden Soeharto

 

 

        Dalam peristiwa sejarah, manusia berperan penting. Oleh karena itu, dalam mempelajari sejarah kita mempelajari sejarah manusia, bukan sejarah alam atau hewan. Manusia tidak dapat dipisahkan dari sejarah. Manusia adalah subjek dan sekaligus objek dalam sejarah. Dalam ini sejarah berperan dari dua sisi penting yaitu kisah manusia pada masa lalu dibuat oleh manusia dan diceritakan kepada manusia yang lain. Dalam sejarah ada tiga unsur penting, yaitu manusia, ruang, dan waktu. Pelaku atau unsur manusia dalam gambar pertama adalah Soekarno yang membacakan teks Proklamasi didampingi Moh. Hatta. Ruang yang menjadi tempat peristiwa adalah kediaman rumah Soekarno di Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta, sedangkan waktu kejadian adalah 17 Agustus 1945. Adapun pelaku atau unsur manusia dalam gambar kanan adalah Presiden Soeharto yang sedang membacakan naskah pengunduran diri sebagai presiden didampingi Wakil Presiden B.J. Habibie. Ruang yang menjadi tempat terjadinya  peristiwa adalah di Credential Room Istana Negara Jakarta, sedangkan waktu kejadian  adalah 21 Mei 1998. Mempelajari sejarah tidak sekedar mempelajari kejadian di masa lalu, sejarah adalah guru kehidupan. Soekarno pernah berpesan jangan sekali-kali melupakan sejarah karena bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat memahami sejarahnya sendiri. Sebab jika tidak, bangsa tersebut akan menjadi bangsa yang kecil sehingga tidak mungkin menjadi bangsa yang besar. Pesan Soekarno tersebut dikenal dengan ungkapan "jas merah" (jangan sekali-kali melupakan sejarah).